Dalam khutbah Idul Adha tersebut, Khotib menyerukan pengutukan terhadap penindasan yang dilakukan oleh Hindu ekstrimis yang berkuasa di India. Mereka telah menyebabkan kematian banyak kaum Muslim yang tak bersalah. Ia juga mencela keberadaan dan kekeliruan serangan seperti di Mumbai.
Di samping ribuan orang, ikut serta digiring hewan-hewan kurban yang siap dipotong untuk dibagikan kepada fakir miskin. Penyembelihan hewan kurban seperti kambing juga menjadi bagian dari perayaan Idul Adha kali ini. Ribuan umat Islam di Delhi merayakan Idul Adha dengan menggelar shalat Ied di Masjid I-Jahan Numa atau yang biasa dikenal dengan Masjid Jami’ Delhi. Di sekeliling masjid tampak pula puluhan penjual daging kurban sibuk menawarkan dagangannya. Suasananya tampak sangat hangat dan islami.
Dalam Bahasa Urdu, kambing, domba dan biri-biri seringkali disebut dengan Bakhr, sehingga Idul Adha pun sering disebut dengan Bakri Id atau Festival Bakri. Tidak berbeda dengan di Indonesia, Idul Adha di India juga seringkali dimaknai sebagai Hari Raya Kurban. Beberapa hari sebelumnya, 1,5 miliar Muslim di seluruh dunia telah bersuka cita menyambut hari raya kurban tersebut. Di berbagai negara terpisah, Idul Adha telah diperingati lebih dulu karena perbedaan waktu perputaran bulan di masing-masing tempat pada tanggal 10 Dzulhijjah.
“Umat Islam India memulai hari raya Idul Adha dengan melaksanakan shalat Ied di masjid Jam,” ungkap salah satu wartawan kantor berita AP. Pasar finansial India pun ditutup karena hari libur nasional Idul Adha. Warga India kemudian menyembelih hewan kurban berupa kambing atau unta yang telah mereka beli di pasar-pasar lokal seperti Kalkutta. Hewan kurban tersebut melambangkan keikhlasan Nabi Ibrahim ketika harus mengorbankan anaknya Ismail untuk memenuhi perintah Allah. Allah pun kemudian mengganti Ismail dengan seekor domba.
India merupakan salah satu negara yang pernah berada dalam kekuasaan Islam beberapa abad silam. Namun, penjajahan Inggris akhirnya memecah-belah India menjadi Pakistan, Bangladesh dan India. Kini kaum muslim di sana terus menderita, seperti yang menimpa mereka di Kashmir. Bahkan pada tahun 2002, telah terjadi pembantaian masal atas kaum muslim di Gujarat.
Tentunya penderitaan mereka adalah penderitaan bagi kaum muslim lainnya. Hal itu tidak terjadi sebelumnya kecuali setelah payung pelindung umat dibubarkan. Hanya dengan kembali kepada Khilafah Islamiyyah, semua penderitaan mereka akan sirna. Kaum muslim di India dan negeri muslim lainnya ingin bebas dari kezhaliman yang menimpa mereka. Kini mereka berangsur-angsur merindukan kembali hidup di bawah naungan syariah. Semoga kerinduan ini tak akan lama lagi terwujud. (...)