Washington - Seorang ulama Iran menyatakan, penyebab gempa bumi adalah karena para wanita memakai pakaian terbuka nan seksi. Tak terima dengan klaim ini, banyak kaum hawa menggelar aksi buka-bukaan belahan dada di Facebook. Namun tak disangka, gempa benar-benar terjadi.
"Wanita yang berpakaian tidak pantas membuat peristiwa gempa bumi meningkat," ucap ulama senior Iran, Hojatoleslam Kazem Sedighi, seperti dikutip detikINET dari Toronto Sun, Selasa (27/4/2010).
Pernyataan sang ulama memicu protes di Amerika Serikat. Dimotori seorang mahasiswi Purdue University bernama Jen McCreight, mereka ingin membuktikan kata-kata sang ulama tidak berdasar.
Dalam kampanye bertajuk Boobquake ini, para wanita di seluruh dunia dihimbau berpakaian seksi, misalnya dengan memamerkan belahan dadanya di Facebook atau Twitter. Namun entah ada hubungannya atau tidak, ternyata gempa bumi yang cukup besar sungguh terjadi.
Menurut United States Geological Survey, muncul puluhan gempa di seluruh dunia berbarengan dengan kampanye yang digelar 26 April tersebut. Salah satunya di Taiwan yang berkekuatan cukup besar, yakni 6,5 skala Richter.
Namun para pelaku kampanye menyatakan gempa itu tidak ada hubungannya dengan aksi Boobquake. Mereka berargumen, peristiwa gempa tersebut terjadi di luar Amerika Serikat.
Konon, sebanyak 200 ribu wanita di seluruh dunia bergabung dalam kampanye Boobquake ini. Selain berpakaian seksi di Facebook atau Twitter, protes juga dilakukan di kota-kota besar seperti Washington, Indiana sampai Vancouver di Kanada. (...)
"Wanita yang berpakaian tidak pantas membuat peristiwa gempa bumi meningkat," ucap ulama senior Iran, Hojatoleslam Kazem Sedighi, seperti dikutip detikINET dari Toronto Sun, Selasa (27/4/2010).
Pernyataan sang ulama memicu protes di Amerika Serikat. Dimotori seorang mahasiswi Purdue University bernama Jen McCreight, mereka ingin membuktikan kata-kata sang ulama tidak berdasar.
Dalam kampanye bertajuk Boobquake ini, para wanita di seluruh dunia dihimbau berpakaian seksi, misalnya dengan memamerkan belahan dadanya di Facebook atau Twitter. Namun entah ada hubungannya atau tidak, ternyata gempa bumi yang cukup besar sungguh terjadi.
Menurut United States Geological Survey, muncul puluhan gempa di seluruh dunia berbarengan dengan kampanye yang digelar 26 April tersebut. Salah satunya di Taiwan yang berkekuatan cukup besar, yakni 6,5 skala Richter.
Namun para pelaku kampanye menyatakan gempa itu tidak ada hubungannya dengan aksi Boobquake. Mereka berargumen, peristiwa gempa tersebut terjadi di luar Amerika Serikat.
Konon, sebanyak 200 ribu wanita di seluruh dunia bergabung dalam kampanye Boobquake ini. Selain berpakaian seksi di Facebook atau Twitter, protes juga dilakukan di kota-kota besar seperti Washington, Indiana sampai Vancouver di Kanada. (...)