Fenomena alam terjadi di Kota Payakumbuh dan Kabupaten Limapuluh Kota, Senin (13/9) malam. Gumpalan awan putih di langit yang biru, tiba-tiba saja membentuk lafadz Allah. Sehingga membuat ratusan masyarakat menjadi terpana, bahkan tidak sedikit yang gempar.
Fenomena alam yang bisa disaksikan langsung dengan mata telanjang itu muncul sekitar pukul 20.20 WIB. Adalah Kasat Reskrim Polres Payakumbuh AKP Basrial yang mula-mula memberita tahu kepada kalangan wartawan.
"Lihat ke arah bulan, ada tulisan Allah," begitu pesan singkat dari AKP Basrial. Mendapat pesan tersebut, sejumlah wartawan langsung menatap ke arah bulan sabit di atas langit.
Subhanallah. Ternyata benar. Persis di atas bulan sabit, gumpalan awan putih terlihat membentuk lafadz Allah. Lambat laun, gumpalan itu berubah membentuk lafadz Illahi. Bersamaan dengan perubahan lafazd, masuk lagi pesan dari AKP Basrial. "Sekarang sudah berubah menjadi tulisan Illahi," ujarnya.
Oktoweri, seorang warga Sarilamak, Kecamatan Harau, yang pada Senin malam sedang berada di kawasan Balai Nan Duo, Koto nan Ompek, Kecamatan Payakumbuh Barat, mengaku takjub dengan munculnya fenomena alam tersebut. "Subhanallah. Allah benar-benar maha besar," ujarnya pula.
Menariknya, fenomena alam berupa tulisan Allah dari gumpalan awan, ternyata juga dilihat warga Kubang Gajah, Kelurahan Limbukan, Kecamatan Payakumbuh Selatan, pada lebaran kedua.
"Banyak sekali masyarakat yang menyaksikan dan mengabadikan dengan kamera. Sayang, kalau memakai kamera handphone lensanya tidak makan," kata Edison Dt Bagak, warga komplek Kubang Gajah kepada wartawan.
Disisi lain, Arif Rahmad, mahasiswa Al-Azhar, Kairo, Mesir yang diminta komentarnya mengatakan, fenomena alam berupa tulisan Allah di atas langit yang muncul di Sumbar dalam beberapa waktu terakhir, merupakan sebuah i"tibar (pelajaran). "Setiap peristiwa, selalu bisa dipetik hikmahnya," ujar Arif yang jebolan MTI Canduang, Kabupaten Agam.