Tidak seperti pemain di posisi lain, pemain asing yang
berposisi penjaga gawang, sampai Liga Indonesia edisi 2009/2010 ini masih dapat
dihitung jari. Salah satu penyebabnya, menurut gua sih, masih banyak pelatih
kita yang percaya sama kemampuan penjaga gawang dalam negeri. Coba dibandingkan
dengan jumlah kiper lokal yang bermain di liga Inggris, sampai sekarang kalau
diliat penjaga gawang yang jadi staring line up cuma ada David James di
Porstmouth, Chris Kirkland di Wigan Athletic, Joe Hart di Birmingham City,
Robert Green di West Ham United, selebihnya kiper impor semua. Bukan hanya
diposisi penjaga gawang utama, cadangannya pun impor semua. Coba lihat di
Arsenal, Manuel Almunia dari Spanyol, Kiper keduanya, Lukasz Fabianski dari
Polandia, dan kiper ketiga, Vito Mannonne dari Italia.
Hal ini juga yang sempat menjadikan Inggris krisis
penjaga gawang, setelah David Seaman pensiun. Jadi masih untung Indonesia yang
punya banyak penjaga gawang tangguh sebagai pilihan.
Balik lagi ke soal kiper asing yang jadi penjaga
gawang utama di klub – klub Indonesia, inilah mereka :
1. Darryl Sinerine
Kiper asal Trinidad & Tobago
ini, merupakan pionir penjaga gawang asing di liga Indonesia. Memperkuat Petrokimia
Putra tahun 1994/ 1995, Liga Indonesia edisi perdana, Darryl menjadi andalan
klubnya saat itu. Prestasinya membawa Petrokimia ke partai final liga
Indonesia, yang saat itu masih bernama Liga Dunhill, walau kalah oleh Persib
Bandung. Darryl bertahan beberapa musim di lndonesia, dan selalu menjadi
pilihan dalam setiap laga perang bintang.
2. Mbeng Jean Mambalou
Kiper asal Kamerun ini mengawali petualangan di Liga
Indonesia dengan memperkuat Persija pada musim 1997/1998. Cekatan dan sulit
ditaklukkan, menjadikan kiper ini andalan Persija selama beberapa musim. Lepas
dari Persija, Mbeng Jean sempat memperkuat PSPS Pekanbaru dan PSMS Medan.
3. Zhen Ceng
Kiper yang mengecat pirang rambutnya ini, didatangkan
dari klub Wuhan Huanghelou Cina, pada era kepelatihan Jacksen F Tiago di
Persebaya. Berusia 18 tahun saat datang tahun 2005 ke Persebaya Surabaya, Cheng
Zhen merupakan mantan kiper tim Olimpiade Cina. Karirnya berlangsung singkat di
Liga Indonesia, karena selepas dari Persebaya semusim, Cheng Zhen pulang
kembali ke Cina.
4. Mariusz Mucharski
Bagian dari pertaruhan besar Persib Bandung. Mariusz
datang sebagai bagian dari kuartet Polandia yang didatangkan untuk mendongkrak
prestasi Persib pada tahun 2003. Kuartet tersebut terdiri dari pelatih Marek
Andrez Sledzianowsk, Kiper Mariusz Mucharski, Gelandang Piotr Orlinski dan
penyerang Maciej Dolega.
Ternyata, kuartet ini gagal mengangkat prestasi
Persib, hanya kekalahan demi kekalahan yang Persib dapatkan. Sebagai bagian
dari kuartet Polandia yang menjadi tumpuan harapan, Mariusz kena getahnya,
padahal saat itu penampilannya bersama Piotr Orlinski cukup baik. Musim 2003/2004
merupakan musim pertama dan terakhir Mariusz
.
5. Evgheni Hmaruc
Kiper Timnas Moldova ini didatangkan oleh Persija pada
musim 2007/2008. Menjadi andalan Persija dalam 37 pertandingan di musim itu.
Penampilannya cukup menjanjikan. Hanya saja Chmaruc tidak bertahan lama.
Petualangannya di Liga Indonesia hanya satu musim saja. Kini Chmaruc bermain
untuk Nistru Otaci di Liga Moldova.
6. Sinthaweechai “Kosin” Hathairattanakool
Agaknya cuma ada 3 kiper asing yang sukses malang
melintang di Liga Indonesia. Setelah Darryl dan Mbeng Jean, kiper timnas
Thailand, Kosin adalah penerus mereka. Pandai membaca bola, penempatan posisi
yang baik, dan tangguh dalam situasi one on one, Kosin langsung menjadi
idola pada musim pertamanya bersama Persib Bandung musim 2006. Bahkan kaum hawa
pun mengidolakannya. Bahkan Kosin menjadi pemain pilihan utama dalam poling SMS
penentuan pemain skuad perang bintang 2006.
Pada musim 2009/2010, Kosin kembali bergabung bersama
Persib Bandung bersama rekannya Suchao Nuntcnum. Kosin yang mengganti namanya
menjadi Sinthaweechai Hathairattanakool, mampu menghadirkan kembali penampilan
apiknya bersama Persib, dan menjadi bagian tak terpisahkan Persib Bandung.
Namun ternyata musim ini Kosin hanya tampil sampai putaran pertama, karena
statusnya hanya pinjaman dari klub Chonburi FC Thailand.